Rabu, 20 Januari 2021

Cara Kerja Air Conditioner (AC) dan Komponennya

 


 

Air Conditioner merupakan seperangkat alat yang berfungsi mengkondisikan suhu ruangan yang kita inginkan, terutama menjadikan ruangan menjadi lebih rendah suhunya dibanding suhu lingkungan sekitarnya. 

Sistem Refrigerasi AC

Sistem refrigerasi AC merupakan sistem pendinginan pada AC. Bahan yang digunakan refrigerasi disebut refrigerant, contohnya Freon. Refrigerant Masuk ke kompresor kemudian dialirkan ke kondensor, di dalam kondensor dimampatkan oleh piston dalam silinder kompresor (merubah referigerant fase uap menjadi cair). Kemudian uap panas tersebut

didinginkan pada saluran pipa kondensor agar menjadi cairan. Pada saluran pipa kondenser diberi kipas untuk mempercepat proses pendinginan. Proses pelapasan panas ini disebut teknik pengembunan. Selanjutnya cairan refrigeran dimasukkan ke dalam evaporator dan dikurangi tekanannya sehingga menguap  dan menyerap panas udara sekitar. Di dalam AC bagian dalam ruangan, udara dingin disebarkan menggunakan kipas blower. Dalam bentuk uap (gas) refrigeran dihisap lagi oleh kompresor. Demikian proses tersebut berulang terus sampai gas habis terpakai dan harus diisi kembali.

 

 

Gambar Diagram alur AC

 

Komponen-Komponen AC 

Kompresor

Kompresor adalah power unit dari sistem sebuah AC. Ketika AC dijalankan, kompresor mengubah fluida kerja/refrigent berupa gas dari yang bertekanan rendah menjadi gas yang bertekanan tinggi. Gas bertekanan tinggi kemudian diteruskan menuju kondensor. Komponen-komponen penting yang terdapat pada kompresor adalah:

a) Katup Isap

Katup ini memasukkan gas refrigeran ke dalam silinder atau ruang torak. Daya isap dan kemampuan kompresor bergantung dari kecepatan gerak dan kecapatan udara dari semua bagian yang berhubungan dengan katup ini. Katup ini terbuat dari baja khusus (compressor valve steel).

b) Katup Buang

Katup buang bertugas untuk membuang gas-gas keluar dari silinder atau ruang-ruang torak. Katup-katup buang ini biasanya terbuat dari bahanbahan yang sama dengan katup-katup isap

c) Katup Servis

Katup ini berguan untuk menguji kompresor dan memperbaiki sistem pendingin

d) Bak Penampungan (Reservoir)

Penampung minyak diperlukan untuk pelumasan semua bagina-bagian. Biasanya bak engkol (crank case) digunakan sebagai bak pemapung minyak, kecuali pada kompresor-kompresor yang besar yang mempunyai sistem pelumasan khusus

 

Kondensor

Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah/mendinginkan gas yang bertekanan tinggi berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi. Cairan lalu dialirkan ke orifice tube.

Ada beberapa jenis kondensor menurut sistem pendinginannya:

a)      Pendinginan Air

b)      b) Pendinginan Udara

c)      Penguapan Air

d)     Kombinasi Pendinginan Udara dan Air

Evaporator/pendingin

refrigent menyerap panas dalam ruangan melalui kumparan pendingin dan kipas evaporator meniupkan udara dingin ke dalam ruangan. Refrigent dalam evaporator mulai berubah kembali menjadi uap bertekanan rendah, tapi masih mengandung sedikit cairan.

Campuran refrigent kemudian masuk ke akumulator / pengering. Ini juga dapat berlaku seperti mulut/orifice kedua bagi cairan yang berubah menjadi uap bertekanan rendah yang murni, sebelum melalui kompresor untuk memperoleh tekanan dan beredar dalam sistem lagi. Biasanya, evaporator dipasangi silikon yang berfungsi untuk menyerap kelembapan dari refrigent.

Orifice Tube

di mana cairan bertekanan tinggi diturunkan tekanan dan suhunya menjadi cairan dingin bertekanan rendah. Dalam beberapa sistem, selain memasang sebuah orifice tube, dipasang juga katup ekspansi.

Katup ekspansi

Katup ekspansi, merupakan komponen terpenting dari sistem. Ini dirancang untuk mengontrol aliran cairan pendingin melalui katup orifice yang merubah wujud cairan menjadi uap ketika zat pendingin meninggalkan katup pemuaian dan memasuki evaporator/pendingin. Jenis katup ekspansi ada lima yaitu:

a) Pelampung sisi atas (high side float)

b) Pelampung sisi bawah (low side float)

c) Katup ekspansi thermostatis otomatis, dan

d) Lubang tetap (fixed bore).

Kipas

Fungsi kipas pada AC digunakan untuk mengalirkan udara dalam sistem. Kipas yang sering digunakan dalam sistem AC yaitu kipas sentrifugal (blower) dan kipas propelar. Kipas sentrifugal atau blower diletakkan di dalam ruangan. Fungsi blower adalah meniup udara dingin di dalam ruangan. Sedangkan kipas propelar diletakkan di luar ruangan tugasnya membuang udara panas pada sisi belakang atau aplikasi kondensor

Motor Listrik

Pada AC, motor listrik dipakai sebagai penggerak kompresor, pompa dan kipas. Pengubahan energi listrik menjadi energi mekanik dilakukan dengan memanfaatkan sifat-sifat gaya magnetik. 

-       Permanent Split Capasitor (PSC)

Motor listrik PSC ini banyak digunakan pada sistem AC. Arus mengalir pada running dan starting winding motor. Pada motor ini hanya mempergunakan satu kapasitor, yaitu kapasitor Run yang dipasang antara terminal R dan S secara seri terhadap starting winding.



-      Motor Split-Phase (fasa belah)

Efisiensi motor split-phase pada waktu berjalan sangat baik dan puntiran (torsi) awalnya termasuk sedang (medium). Pada umumnya motor jenis ini memliki empat kutub yang diatur sedemikan rupa sehingga mampu beroperasi sebagai motor dan kutub. Yaitu dengan mengubah  hubungan listrik pada terminalnya

Ketika mulai bekerja, sakelar mulai (start) mengalirkan arus listrik ke kumparan start. Sakelar terus menutup sampai kecepatan motor 75% dari kecepatan normal. Sakelar akan membuka atau memutuskan hubungan arus listrik ke kumparan start dan hanya bekerja dengan kumparan run ketika kecepatan penuh Motor split-phase biasanya dipakai untuk menggerakan kipas karen beban tarikannya tidak terlalu besar sehingga kurang cocok untuk digunakan sebagai penggerak kompresor.

-      Motor Shaded Pole (kutub bayangan)

Motor shaded pole memliki puntiran (torsi) awal yang sangat kecil dan efisiensinya juga sangat rendah. Oleh karena itu, motor shaded pole hanya digunakan sebagai penggerak kipas pada kondesor ataupun pada blower. 

Thermostat

Thermostat adalah sebuah alat untuk mendeteksi temperatur ruangan operasi agar tetap pada kondisi temperatur yang diinginkan. Alat pendeteksi yang digunakan biasanya berupa bimetal yang sensitif terhadap perubahan temperatur ruangan.  

 

Jumat, 15 Januari 2021

Bagian – Bagian Adaptor dan Prinsip kerjanya

Oleh Dwi Hani N



Adaptor adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah tegangan listrik AC (Alternating Current) menjadi tegangan listrik DC (Direct Current).  

Komponen Adaptor

Sumber arus AC
PLN memiliki tegangan 220V AC dengan  frekuensi 50 Hz.

Transformator (Trafo)
Prinsip Kerja 
Secara umum, transformator memiliki 3 bagian seperti berikut:
Kumparan Primer (Np) adalah tempat masukkan tegangan mula – mula.
Kumparan Sekunder (Ns) adalah tempat dialirkannya tegangan hasil.
Inti Besi (inti magnetik) terbuat dari bahan lapisan plat dinamo yang disusun berlapis – lapis
 Kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan dengan Inti Besi (Core).  Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menimbulkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet (densitas Fluks Magnet) tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang dialirinya. Semakin besar arus listriknya semakin besar pula medan magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi di sekitar kumparan pertama (primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua (sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan sekunder. 
  
 

Dalam transformator dapat dibuat suatu persamaan atau rumus  transformator

Vp/Vs  =  Np/Ns



Vp = tegangan di dalam kumparan primer.
Vs = tegangan di dalam kumparan sekunder.
Np = banyaknya lilitan di dalam kumparan primer.
Ns = banyaknya lilitan di dalam kumparan sekunder.


Dilihat dari  perubahan tegangan yang dihasilkan, transformator dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Transformator Step – Up
 Berfungsi untuk menaikkan  tegangan bolak – balik, ciri – cirinya sebagai berikut ini:
Tegangan   kumparan sekunder lebih besar daripada tegangan kumparan primer (Vs > Vp).
Jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak dari kumparan primer 
(Ns > Np).
Arus kumparan primer lebih besar dari arus listrik kumparan sekunder 
(Ip > Is).

b. Transformator Step – Down
Berfungsi untuk menurunkan tegangan tegangan bolak – balik . Kapasitas trafo dinyatakan dalam satuan Ampere,  Ukuran trafo yang terdapat dipasaran  mulai dari 500 mA, 1A, 2A, 3A, 5A, 10A, 20A, 30A, 50A, hingga 100A. semakin besar ukuran kapasitas trafo, maka semakin besar pula ukuran fisik dari trafo. 
.

3. Bagian Penyearah 
Dioda
Adalah komponen pasif linear yang mempunai 2 elektroda, yaitu A + (Anoda) dan K – (Katoda). Dioda penyearah adalah dioda  yang dipakai untuk menyearahkan arus AC menjadi DC. 
- Dioda Jembatan
  Cara kerja bridge diode/ dioda jembatan,  dapat melihat gambar dibawah ini :


4. Filter/ Penyaring
Untuk menstabilkan tegangan dibutuhkan komponen Kapasitor (Kondensator) yang berjenis Elektrolit atau ELCO (Electrolyte Capacitor).





Senin, 21 September 2020

Menggulung Ulang Kumparan Stator Motor Induksi 1 fasa

Oleh Dwi Hani N

A.     Prinsip Motor 1 fasa

Disebut motor 1 fasa karena memerlukan sumber 1 fasa . Untuk mendapatkan daya mekanik pada dasarnya motor 1 fasa mempunyai prinsip kerja motor 2 fasa, karena lilitan/ kumparan  stator mempunyai 2 Kumparan, Yaitu Kumparan Utama (Running Winding) dan Kumparan Bantu (Starting Winding). Kumparan Utama(Ku) mempunyai luas penampang kawat lebih besar dan jumlah lilitannya lebih banyak. Sedang  Kumparan bantu (Kb) umumnya mempunyai luas penampang kawat lebih  kecil dan jumlah lilitannya lebih sedikit. Berdasarkan konstruksi ini, maka arus magnetik yang mengalir pada tiap kumparan mempunyai perbedaan fasa. Bentuk gelombang arus magnetik / flux tiap kumparan dapat digambarkan


 


Dari kedua flux magnet yang ada pada kumparan stator tersebut terjadi medan magnet putar pada celah udara. Dengan adanya medan magnet putar ini mengakibatkan momen putar sehingga motor berjalan. Jumlah putaran motor senantiasa lebih rendah dari jumlah putaran medan magnet stator. Selisih putaran tersebut dinamakan Slip (S) besarnya Slip  dinyatakan dengan rumus

S = (Ns-Nr): Ns

Biasanya motor induksi 1 fasa, lilitan bantu dilengkapi saklar sentrifugal, yaitu suatu saklar yang dapat memutuskan rangkaian secara otomatis, jika putaran sudah mendekati serempak, saklar tersebut akan terbuka. Sehingga lilitan bantu sudah tidak berfungsi lagi. Pada dasarnya lilitan bantu pada motor induksi 1 fasa akan berfungsi untuk mendapatkan torsi awal yang lebih besar.

Ø  Langkah Kumparan

Adalah sudut kisar yang dibentuk antara ke dua sisi kumparan. Untuk mendapat kopel putar maksimal , langkah kumparan harus sama dengan 1 jarak kutub. Satu jarak kutub adalah kisar sudut antara kutub Utara dan kutub Selatan yang paling dekat. Jarak kutub disebut Tho (s).

1 jarak kutub = 180o listrik. Bila jumlah pasang kutub = P, maka jumlah kutub = 2P .

perbandingan antara derajat lingkaran (derajat busur = obs) dan derajat listrik (oel) kita kaitkan dengan kutub, adalah seperti contoh berikut  :

P = 1, maka 360obs     = 1 x 360oel

P = 2, maka 360obs     = 2 x 360oel

P = 3, maka 360obs     = 3 x 360oel

Dengan demikian perbandingan antara obs dan oel dapat dituliskan dengan rumus:

ao  bs = P x ao eL

Bila jumlah alur adalah G,                  1 keliling stator = 2P

Jadi jarak 1 kutub = 180 o L                 = G : 2p

Misal gambar berikut ini adalah motor 1 fasa yang mempunyai 12 alur    


                                   

                                                                                                           

Maka G = 12 alur,       jarak 1 kutub = 12 : 2 = 6 alur

Yaitu 6 alur kutub utara, 6 alur kutub selatan 

Ø  Jumlah Alur per kutub per fasa

Apabila jumlah fasa = m, maka masing–masing fasa akan memiliki kumparan bagian sebanyak G/2p.m, sehingga pada setiap kutub untuk masing–masing fasa akan menempuh alur sebanyak G/2p.m alur. jumlah alur untuk setiap kutub tiap fasa menjadi g = G/2p.m alur.

Ø  Menempatkan Kumparan (Pergeseran Tempat)

Untuk menempatkan kumparan pada setiap fasa, maka harus selalu ditempatkan saling bergeseran tempat. Hal semacam ini bertujuan agar kopel putar yang dihasilkan saling bergeseran fasa. Rumus yang digunakan

Tho P = G : 2P

q = G : (2P x m)

K = G : 2P

KAR = 360 o r : G

KAL = KAR x P

Kp = 120 o : KAL

Keterangan

Tho P = Langkah alur dari sisi kumparan 1 ke sisi kumparan ke 2

G = Jumlah alur

2 P = Jumlah kutub

q = banyak kumparan tiap kelompok

m = jumlah fasa

KAR = Kisar alur dalam derajat radial

KAL = Kisar alur dalam derajat listrik

Kp = Kisar fasa

K = jumlah sisi kumparan tiap kutub

Contoh

1.      Prencanaan pembagian alur untuk kumparan / kumparan utama dan kumparan bantu pada motor AC 1 fasa, 12 alur 2 kutub. Untuk rumus perhitungan gambar bentangan kumparan motor 1 fasa tidak ada rumus yang baku, tetapi dapat digunakan perebandingan antar kumparan utama dan kumparan bantu dengan menggunakan rumus

G : 2P (Jumlah alur dalam 1 kelompok)

2/3 G (Jumlah kumparan Utama)

1/3 G (Jumlah kumparan Bantu)

Jika      m = 1

G = 12

2p = 2

Maka   Ku = 2/3 x 12 = 8 alur

            Kb = 1/3 x 12 = 4 alur

G/2p = 12/2     = 6 alur dalam 1 kelompok

Ku = 2/3 x 6 = 4 alur dalam 1 kelompok

Kb = 1/3 x 6 = 2 alur dalam 1 kelompok

Langkah menggambar gambar bentangan kumparan motor AC 1 fasa, 12 alur 2 kutub

1.      Buatlah alur dan beri nomor

2.      Kumparan Ku dimulai dari no 1 masuk ke Alur no 6, menggulung konsentris ke alur no 2 ke alur no 5

3.      Dari alur no 5 masuk ke alur no 11 masuk ke alur no 8 mengguung konsentris ke luar ke no 12 masuk ke alur no 7 dan menjadi keluaran Ku

4.      Sehingga ada 4 alur Ku di kutub U dan 4 alur Ku di kutub S

5.      Masukkan Kb dimulai dari alur no 4 masuk ke alur no 9

6.      Dari alur no 9 ke alur no 3  dan keluar mealui alur no 10, sehingga terdapat 2 alur kb di kutub utara dan 2 alur kb di kutub selatan

gambar bentangan kumparan stator motor 1 fasa 12 alur 2 kutub


 

2.      Motor 1 fasa 24 alur 4 kutub

m = 1

G = 24

2p = 4

Maka   Ku = 2/3 x 24 = 16 alur

            Kb = 1/3 x 24 = 8 alur

G/2p = 24/4 = 6 alur dalam 1 kelompok

Ku = 2/3 x 6 = 4 alur dalam 1 kelompok

Kb = 1/3 x 6 = 2 alur dalam 1 kelompok



 

 

 

 

 

 

 


Minggu, 13 September 2020

PENGONTROLAN 2 BUAH LED OLEH SEBUAH LDR MENGGUNAKAN PROGRAM ARDUINO

 

 Oleh Dwi Hani N

Bahan yang perlu dipersiapkan :

  • Arduino Uno 1 Unit
  • Laptop yang sudah terinstall IDE Arduino
  • Sensor LDR 1 buah
  • Resistor 330 Ω 3 buah
  • Project board 1 buah
  • Kabel jumper 6 buah m-m dan f-m 1 buah
  • LED 2 buah

Program

//Program untuk mengontrol nyala LED dengan input dari nilai LDR 
int Led1 = 10; //deklarasi LED pada pin 10 Arduino
int Led2 = 11; //deklarasi LED pada pin 11 Arduino 
int LDR = A2; //deklarasi LDR pada pin A2 Arduino
 void setup()
{
  pinMode(Led1, OUTPUT); //deklarasi LED sebagai output
  pinMode(Led2, OUTPUT); //deklarasi LED sebagai output
}
void loop()
{
  int cahaya = analogRead(LDR); //membaca nilai ADC LDR
  //jika nilai ADC > 800 maka
  if (cahaya > 800)
  {
   digitalWrite(Led1, HIGH); // LED menyala
   digitalWrite(Led2, HIGH); // LED menyala
  }
  else //atau
  {
   digitalWrite(Led1, LOW); // LED mati
   digitalWrite(Led2, LOW); // LED mati  }
}
 

Gambar Rangkaian



Rangkaian Percobaan/Pengujian


a. Pada saat kondisi lingkungan terang

 b. Pada saat kondisi lingkungan gelap

Sebagai latihan buatlah program dan praktekkan 2 buah blinking LED yang dikendalikan oleh sebuah LDR. Selamat mencoba




Selasa, 08 September 2020

Pemrograman dengan Zelio Smart Relay SR3B261FU

Oleh Dwi Hani N

 

Zelio adalah smart relay yang dibuat oleh Schneider Telemecanique yang tersedia
dalam 2 model yaitu: Model Compact dan Model Modular. Perbedaannya adalah pada
model modular dapat ditambahkan extension module sehingga dapat ditambahkan input
dan output. Meskipun demikian penambahan modul tersebut tetap terbatas hanya bisa
ditambahkan sampai dengan 40 I/O. Selain itu untuk model modular juga dapat dimonitor
dengan jarak jauh dengan penambahan modul.

  • Arti pembacaan tipe Zelio Smart Relay SR3B261FU
SR3B261FU 26 I/O 
SR= Smart Relay
3 = modular
B = Product type (with display unit and clock)
26 = jumlah I/O
1 = Relay output
FU = 100 – 240 V AC  
  •  Module

  1. Terminal Power Supply
  2. Terminal untuk koneksi INPUT
  3. LCD Display d engan 4 baris dan 18 karakter
  4. Slot untuk memori cartridge atau koneksi ke antarmuka PC atau komunikasi
  5. 6 (enam) tombol untuk pemrograman dan memasukkan parameter
  6. Terminal untuk koneksi OUTPUT

  • Kabel Transfer

    (a) kabel SR2CBL01  (b) kabel SR2USB01

  • Pengawatan I/0 Zelio Smart Relay  

             

Keterangan
1 = Fuse
2 = Terminal Input
3 = Output
4 = Com Output

  • Memulai membuat program baru menggunakan Zelio Soft 2  

Langkah-langkahnya seperti berikut ini:

  1. Buka Program “Zelio Soft 2
  2. Klik “Create new program
  3. Pilih 1 modul yang akan digunakan pada kolom select the modul category (pilih modul 26 I/O With Extension) select the type of zelio module to program SR3B261FU 26 I/O, kemudian Klik “Next”.
  4. Pilih bahasa Program yang diinginkan. Ladder language (dipilih secara default), klik next
  5. Maka muncul halaman untuk menggambar Ladder Diagram
  6. Selanjutnya membuat program  

  •  Langkah Pemrograman
  1. Pindahkan mouse ke ikon Discrete Input pada sudut kiri bawah. Maka ditampilkan sebuah tabel yang berisi  kontak yang berbeda (I1 – IE)
  2. Pilih kontak I1 pada tabel dengan meng-klik dan menggeser kontak tersebut pada cell sudut kiri atas (Contact1 Line 001)
  3. Setelah kontak I1 diletakkan, kemudian pindahkan mouse ke ikon Discrete Output
  4. Pilih kumparan (koil) “[“ pada baris pertama suatu tabel dengan meng-klik dan menggeser kontak tersebut ke cell baris pertama kolom coil
  5. Hubungkan kontak ke kumparan (coil) dengan meng-klik pada garis putus-putus yang sesuai

  • Mensimulasikan Program
      Klik pada ikon ” S “  simulation di bagian kanan atas untuk mensimulasikan program yang dipilih. Selanjutnya klik ikon Run untuk mensimulasikannyaInput atau output berwarna biru menunjukkan kondisi OFF (0), merah menunjukkan ON (1).
  •  Elemen Pengendali Terprogram

Ada tiga macam elemen dalam pengendali terprogram, yaitu:

  1.  Elemen input ( tombol tekan, sensor )
  2.  Elemen proses
  3.  Elemen output (yang dikendalikan, dapat berupa motor, lampu dll)


fungsi pengendali tidak tergantung dari pengawatannya. Elemen input (tombol tekan, sensor) dan elemen output dihubungkan ke peralatan smart relay . Hubungan elemen input dan output tidak dilakukan dengan pengawatan tetapi melalui pemrograman dengan peralatan pemrogram ( Personal Komputer atau peralatan khusus ).


Contoh :

Pada gambar diagram rangkaian kontrol berikut ini mempunyai mekanisme rangkaian,Jika S1 titekan, maka K1 bekerja, sehingga kontak K1 yang semula terbuka akan menutup, mengakibatkan H1 menyala.
Jika S2 ditekan maka aliran arus dari sumber akan terputus, mengakibatkan k1 mati/tidak bekerja, sehingga kontak K1 yang semula tertutup menjadi terbuka dan Lampu H1 mati.  

Dari gambar diagram rangkaian kontrol ini, maka kita dapat membuat gambar ladder untuk program zelio smart relay seperti pada gambar dibawah ini
Demikian sedikit pengenalan dasar program zelio smart relay , untuk penjelasan dasar program zelio dapat dilihat pada link https://drive.google.com/file/d/1his053ShJLmmzo9kMdYfvsBmAKJn-SkF/view?usp=sharing. 
Semoga bermanfaat



Jumat, 04 September 2020

INSTALASI PENERANGAN GEDUNG BERTINGKAT

Oleh Dwi Hani N

Beberapa Ketentuan Pemasangan Instalasi penerangan listrik pada gedung bertingkat antara lain :

-        Kabel yang digunakan adalah kabel bersertifikat SPLN/LMK/SNI

-        Pemasangan instalasi line memakai kabel NYM 3 X 2,5 mm²

-        Kabel penghubung lantai 1 dan lantai 2 memakai kabel NYM 4 x 6mm²

-        Ketentuan warna kabel R,S,T,N, PE berstandart PUIL

-        Kabel arde harus ditanam memakai BC minimal 6 mm²

-          Setiap stop kontak selalu dilengkapi arde

-          MCB bangunan bertingkat :

·      MCB induk memakai minimum 25 Ampere untuk tiap lantai

·      MCB penghubung lantai 1 & lantai 2 memakai minim 16 Ampere

-       Tidak boleh ada penumpukan kabel pada terminal dalam box sekering (PHB), jumperan MCB harus menggunakan busbar sisir                                                                              

-        Kabel Tufur ( merupakan kabel penghubung arus dari KWH PLN ke panel MCB milik konsumen)  NYM/NYY harus terpasang dengan ukuran :

A.    3 x 4 mm² untuk daya kecil satu phase 1300 VA –  5500 VA , tegangan 220 V

B.    3 x 6 mm² untuk daya satu phase diatas 7700 VA - 11000VA, tegangan 220 V

C.    3 x 10 mm² untuk daya satu phase 13900VA, tegangan 220 V

D.    4 x 4 mm² untuk daya 3 900 VA  -  6 600 VA, 3 fasa

E.     4 x 6 mm² untuk daya  10 600 VA, 3 fasa

F.      4 x 10 mm² untuk daya  13 200VA – 16 500 VA, 3 fasa

G.     4 x 16 mm² untuk daya  23 000VA –  33 000 VA, 3 fasa

H.    4 x 25 mm² untuk daya 41 500 VA, 3 fasa

I.       4 x 35 mm² untuk daya    53 000 VA, 3 fasa

J.       4 x 50 mm² untuk daya    66 000 VA –  82 500 VA, 3 fasa

-        Room Air Conditioner (RAC) memakai stopkontak sendiri

-        Water heater (WH) kamar mandi menggunakan pengaman GPAS/ELCB dilengkapi grounding/pembumian menggunakan BC 6 mm²

-        Arde ukuran 6 mm² dipasang di bawah panel

-         Stop konntak +/- 30cm dari lantai harus menggunakan tutup

-        Daya 3500 VA pada panel harus memakai ELCB.

Contoh soal

Suatu bangunan gedung berlantai 2 dengan 8 ruangan kelas, masing masing 4 ruang di lantai 1 dan 4 ruang di lantai 2. Dimana tiap ruang berukuran sama, yaitu panjang ruangan 10 meter, lebar 8 meter dan tinggi 4 meter. Rencanakan pembagian beban instalasi penerangan gedung tersebut.

Penyelesaian

·         Jumlah titik lampu memanjang 10 : 4 = 2,5 .......  3

·         Jumlah titik lampu memanjang   8 : 4 = 2

·         Jumlah titik lampu  keseluruhan  3 x 2 = 6

Maka pembagian beban dibuat per-lantai, Jika setiap ruang terdapat sebuah RAC dan 2 stop kontak, maka  beban:

Lantai 1 = Lantai 2 ====  (6 x 4 ruang) + (2 x 4 ruang) + 4 RAC =32 titik + 4 RAC

Untuk pembagian beban dilakukan secara coba coba sehingga diperoleh beban seimbang bagi tiap-tiap  fasa-nya.











 

               

Contoh Perencanaan Instalasi Penerangan Listrik Sebuah Gedung

https://hanijati.blogspot.com/ Berikut ini adalah contoh denah sebuah bangunan Gedung Jurusan Listrik Rencana  B eban Instalasi Peneranganny...