Minggu, 14 Juli 2024

Contoh Perencanaan Instalasi Penerangan Listrik Sebuah Gedung

https://hanijati.blogspot.com/
  • Berikut ini adalah contoh denah sebuah bangunan Gedung Jurusan Listrik



  • Rencana  Beban Instalasi Penerangannya adalah sebagai berikut
  • Perencanaan Rekapitulasi Daya Instalasi Penerangan Listrik Gedung Jurusan Listrik untuk permintaan daya ke PLN


Dari rekapitulasi daya tersebut maka permintaan daya listrik ke PLN adalah 33.000 VA. Sedangkan    beban RAC ( Room Air Conditioner ) 3 Fasa dilayani oleh instalsi tenaga. Dimana menurut Peraturan Instalasi (PUIL), pemasangan Insatalasi tenaga tidak boleh dicampur dengan instalsai penerangan.

  • Menentukan Alat dan Bahan yang digunakan

Dalam hal ini, seorang perencana instalasi listrik harus dapat menentukan alat dan bahan apa saja yang diperlukan dalam pemasangan instalasi. Untuk memudahkannya maka alat dan bahan masing-masing dimasukkan dalam tabel. Yaitu tabel alat berisi nama alat, jumlah yang dibutuhkan dan spesifikasi alat yang dimaksud. Sedangkan  tabel bahan berisi diantaranya nama bahan, spesifikasi bahan,  jumlah bahan, harga satuan (sesuai harga di pasaran) serta jumlah totalnya. Dan dapat juga ditambah keterangan.

  • Tabel Alat 
  • Tabel Bahan 

  • Perhitungan Biaya

Untuk menghitung biaya keseluruhan pemasangan instalasi dapat menggunakan 
    • cara analitis dan 
    • cara global
  • Cara analitis

Cara ini biasanya diperlukan untuk pemasangan instalasi berskala besar. Rumus yang digunakan yaitu

C = M . T . S

C (cost)                 = Pengeluaran untuk biaya keseluruhan

M (Man)              = Jumlah tenaga kerja

T (Time)               = Waktu pengerjaan

S (Sallary)            = Upah per orang per hari sesuai fungsi dan jabatan

Pimpinan proyek 1 orang dengan upah per hari misal Rp. 250.000,-
Pelaksana harian 1 orang dengan upah per hari misal Rp 200.000,-
Tukang listrik 4 orang dengan upah per hari misal Rp. 150.000,-
Pembantu tukang 4 orang dengan upah per hari misal Rp. 100.000,-
Misalkan pelaksanaan pemasangan instalasi berlanfsung selama  2 minggu dihitung 10 hari kerja, maka besarnya ongkos kerja yaitu :
Pimpinan proyek = 1 x 10 x Rp. 250.000,- = Rp.  2.500.000,-
Pelaksana harian = 1 x 10 x Rp. 200.000,- = Rp.  2.000.000,-
Tukang listrik = 4 x 10 x Rp. 150.000,- = Rp.  6.000.000,-
Pembantu tukang   = 4 x 10 x Rp. 100.000,- = Rp.  4.000.000,-
Jumlah total Rp. 13.500.000,-
Dari perhitungan  diatas dapat dibuat rekapitulasi biayanya sebagai berikut:
Harga bahan              = Rp.15.500.000,-
Ongkos kerja             = Rp.13.500.000,-
                                     ----------------------- +
                                      Rp.29.000.000,-
Biaya tak terduga 5% =Rp.  1.450.000,-
                                     ----------------------- +
                                      Rp.30.450.000,-
 Keuntungan 10 %       =Rp. 3.045.000,-
---                                        ------------------------ +
                                       Rp.33.495.000,-
PPN 10 %                    =Rp.  3.349.500,-
                                             --------------------------- +
                                       Rp. 36.844.500,-

Sabtu, 11 Juni 2022

CONTOH PEMROGRAMAN KNX DENGAN SOFTWARE ETS

https://hanijati.blogspot.com/


Hal yang perlu diperhatikan dalam pemrograman KNX dengan Software ETS adalah

  1. Perencanaan desain bangunan
  2. Perencanaan desain komponen/device KNX yang akan dipasang pada panel  dan pada ruangan
  3. Penyusunan address/ setting parameter 

Contoh

Berikut ini adalah langkah langkah pemrograman sebuah switch actuator  ON/OFF yang menyalakan dan menghidupkan  sebuah lampu dengan menggunakan program ETS dari KNX. Dengan keterangan Tombol PB 1 untuk mematikan dan menghidupkan Lampu melalui Switch Actuator Channel A

1.      ✒Membuat Project baru dengan versi gratis

    • Klik Project, pilih +
    • Tulis nama  Project (misal =  Latihan 1)
    • Back bone = TP
    • Topology = create Line 1.1
    • Group address  style = Tree level
    • Klik create Project

2.       ✒Merencanakan posisi bangunan

    • Pada Latihan 1,  klik Building part,  beri  nama misal Bengkel Listrik, klik Ok
    • Pada Bengkel Listrik, Pada bagian add building part, Klik  Floor, beri nama misal Lantai 1
    • Pada Lantai 1, Klik add Room, beri nama misal Ruang Jurusan
    • Pada Ruang Jurusan, add cabinet, tulis misalnya panel 1

 

3.      ✒Merencana Penempatan Device

-           Pilih Ruang Jurusan, klik kanan, klik add device. Pada ruang Jurusan ini kita akan               memasang device-nya pada panel ,  yaitu  berupa Switch Actuator  pada panel dan      Gang Push Button di Ruang Jurusan. Langkah-langkahnya

    •  Ambil komponennya, yaitu
    • Gang Push Button sesuai type yang dimiliki (GC01PB00W04) , kemudian Di drag ditaruh di ruang Jurusan , tunggu sampai data masuk.
    • Ambil Switch Actuator sesuai type yang dimiliki (misal Switch Actuator 8 Channel), , kemudian Di drag ditaruh di dalam panel , tunggu sampai data masuk 

4.       ✒Menyusun address

Individual address adalah identifikasi nama device, misalkan switch actuator 8 Chanel (misal 1.1.1 diubah menjadi 1.1.2 , maka bisa merubahnya di individual address yaitu di posisi sebelah kanan. Caranya : Sorot Device yang dimaksud, klik Setting , kemudian baru diubah

5.       ✒Proses download

Pastikan USB   PC dan KNX terhubung, kemudian di tes.  Untuk mendownload physical address ke device yang digunakan, caranya:  klik kanan  device, klik download. Dengan catatan, jika merubah address/alamat device harus klik full download. 

    •  Klik kanan Gang Push Button, klik download, full download, pilih current setting
    •  Klik kanan Switch Actuator, klik download, full download, pilih current setting

6.       ✒Membuat Program dan Mengirim Program ke dalam Device

    • Menentukan parameter. Misalnya Switch Actuator terdapat 8 Channel, yaitu Channel   A-H
    • Yang mengirimkan pesan adalah Push Button . Parameter Push Button bisa di setting menjadi 8 button(8  individual address)  ataupun menjadi 4 roker.  Seperti  gambar dibawah ini

     Untuk setting parameter  Gang Push Button 
Pada contoh ini , kita akan menjadikan Gang Push Button menjadi individual Button. Dimana PB 1berfungsi sebagai tombol On/Off. Caranya :
Sorot Gang Push Button, Klik parameter, Klik General Pada Push Button type pilih 4 roker (8 Button), jika ingin menjadikan 8 Button, maka tiap roker harus dipilih Indepent.
 

Jika PB 1 yang kita pakai   untuk mengirim pesan, maka klik Button 1 (PB1) 
Function of the channel kita pilih switch Reaction on short operation or press the button kita pilih TOGGLE ( 1 tombol untuk on dan off).


7.      ✒Membuat Group Address

    • Klik work place, pilih open new panel, klik group address
    • Buat main group, yaitu project berbasis address. Langkahnya :
    • klik add main group, beri nama misal Proyek Jurusan. Kemudian pada Proyek Jurusan, pilih add midle group ,beri nama misalnya Switching
    • Klik kanan Switching/ pada switching, add group address, misal ditulis on/off 1 lampu
    • Pilih On/Off 1 lampu dan di drag ke PB 1
    • Pilih On/Off 1 lampu dan di drag ke Switch Actuator Channel A

Ini artinya Button 1 digunakan untuk mematikan dan menghidupkan lampu pada  channel A 





✒✒Mentransfer Program

    • Hubungkan PC dengan USB KNX
    • Klik download , pilih download all atau boleh download partial, klik Ok. Tunggu sampai tercentang hijau semua komponennya

-   Saat download press programing button (Gang Push Button)klik tombol posisibelakang sampai lampu indikator menyala merah, dan Saat download press programing  switch Actuator ,klik tombol switch Actuator sampai lampu indikator menyala merah.

Sebagai latihan , kerjakan soal berikut ini

   1. Buatlah program pada device KNX dengan ketentuan sbb:

  • Sebuah Roker (misalnya roker 2) untuk menghidupkan dan mematikan sebuah lampu pada channel B
  • Sebuah tombol PB 3 menghidupkan lampu pada channel C, dan mematikan lampu pada channel C dengan menggunakan tombol PB4
  • Sebuah tombol PB 8 untuk mematikan dan menghidupkan 3 buah lampu pada Channel D-E-F

2.  Praktekkan  soal diatas 


Selasa, 07 Juni 2022

Pengantar Instalasi Dengan KNX

https://hanijati.blogspot.com/

↔Pendahuluan tentang Digital Addressable Lighting Interface (DALI) 

Digital Addressable Lighting Interface merupakan merk dagang untuk sistem bangunan berbasis jaringan yang mengontrol pencahayaan (lampu) dalam suatu sitem otomasi. DALI ditentukan oleh standar teknis IEC6238  dan IEC 60929. Sistem DALI didesain sedemikian rupa untuk mengendalikan ballast elektronik, lampu LED dan jenis lampu lainnya yang mempunyai  antarmuka DALI. DALI tidak dispesifikasikan sebagai SELV (Seperated Extra Low Voltage), karena itu kabelnya dapat dijalankan bersampingan dengan kabel listrik tegangan rendah lainnya.
Kontroller DALI dapat mengatur pencahayaan dari setiap perangkat melalui pertukaran data 2 arah. Protokol DALI memungkinkan perangkat untuk ditangani secara individual maupun beberapa perangkat secara bersamaan melalui perintah via software. Setiap perangkat diberi alamat statis dalam rentang numerik 0-63, sehingga memungkinkan 64 perangkat dalam sistem dasar. Selain operasi On/Off, protokol DALI menyediakan 254 tingkat kecerahan antara nol dan 100%, yang cocok dengan sensitivitas mata, sehingga step by step tingkat kecerahan akan memiliki perubahan yang seragam.
Salah satu sistem otomasi yang dapat melakukan pengontrolan terhadap DALI adalah sistm otomasi KNX melalui software ETS4 / ETS 5.  

Apakah KNX itu?

KNX adalah standart komuikasi twisted pair yang digunakan dalam otomatisasi gedung dan industri. Dalam versi serupa, sudah ada sejak 1984 dengan nama EIB pada tahun 1990, atas inisiatif produsen peralatan KNX menyatukan standar EHS, EIB dan Batibus dibawah satu standar, dan tahun 1999 Asosiasi KNX dibentuk untuk dikembangkan

Kelebihan KNX

KNX diadopsi oleh banyak produsen utama ultraterminal dan otomatisasi ABB, Siemens,Jug, Hager, Schneider Eletrik, dll. Meskipun merupakan standar independen pabrikan. Desain produk apapun dari pabrikan manapun harus benar-benar mematuhi spesifikasi standar agar dapat disertifikasi KNX, dengan setiap produk baru melewati serangkaian pengujian. Ini mengarah pada produk berkualitas yang terlepas dari merknya, dapat bekerja dalam satu sistem. Saat ini ada lebih dari 6000 produk KNX yang memenuhi semua kemungkinan fungsi kontrol dan deteksi dalam satu gedung. Kelebihan lain dari KNX adalah sistem tetap beroperasi etika ada komponen yang rusak.

Kekurangan KNX

Tingginya harga komponen, tetapi sesuai dengan kualitas dan kemampuan. Dengan KNX harga mahal tetapi kualitas baik dan jarang ada keluhan. 

Untuk membangun sistem KNX semua direncanakan dan dilakukan sekaligus mulai dari pemasangan kabel hingga perbaikannya.. Oleh karena itu penerapan sistem KNX sesuai untuk gedung baru atau overhaul besar yang mencakup penggantian instalasi listrik. 

↔Berikut adalah perencanaan material   dan pemasangan lampu dengan KNX

  1. Aktuator KNX, yang pada dasarnya adalah kontaktor dengan jaringan knx. Itu menyalakan dan mematikan lampu
  2. Sakelar penerangan: Sakelar KNX, atau sakelar pulsa mono-stabil klasik dengan mikromodul KNX
  3. Catu daya 30V KNX: cukup spesifik. Ini memasok semua modul KNX melalui kabel komunikasi KNX (perhatikan, ini bukan catu daya saluran, ini hanya memberi daya pada modul KNX.
  4. Kabel komunikasi standar KNX (atau twisted pair lainnya) yang menghubungkan semua perangkat KNX (kunci, aktuator, dan catu daya)
  5. Saluran listrik standar untuk lampu.
  6. Pemutus sirkuit tradisional untuk melindungi saluran listrik. 

Gambar dibawah ini adalah contoh sangat sederhana untuk memahami wiring instalasi dengan KNX



Dengan urutan komponen dari kiri ke kanan adalah sebagai berikut:
  • MCB 1 Phasa
  • Catu daya atau Power Supply
  • Switch Actuator 4 Channel
  • USB interface
  • Gang Push Button
Demikian uraian singkat tentang pengantar instalasi KNX. Uraian diatas dirangkum dari beberapa sumber .Semoga bermanfaat





Selasa, 01 Maret 2022

Timer Theben SUL 181 h

https://hanijati.blogspot.com/

Oleh : Dwi Hani N 

 Fungsi dan bagian –bagian timer theben sul 181 h

 Timer theben digunakan   untuk mengatur mati dan hidupnya lampu secara otomatis .

Adapun bentuk fisik dan bagian-bagiannya ditunjukkan pada gambar (1) berikut ini


Keterangan :

Timer ini mempunyai kontak NO dan kontak NC yang mana kontak NO di nyatakan dalam nomor 2-1 dan NC dalam nomor 2-3 . Nomor 2 untugerbang masukan  


Timer Theben dalam keadaan Default (Standard),  posisi Kontak NO dan NC nya ditunjukkan dalam gambar (2)  



-       Switch status indicator merupakan penentuan posisi kontak disesuaikan dengan kondisi yang diinginkan. seperti contoh gambar (3) berikut . Jika posisi setelan 1 (On)  maka kontak 2-1 menjadi NC dan 2-3 menjadi NO, sedangkan jika pada posisi setelan 0 (off) maka kontak 2-1 menjadi NO dan 2-3 menjadi NC


-          Rotary axis   digunakan untuk menyetel jam dengan waktu yang sebenarnya.

-         Pointer indicates the current time merupakan penunjuk waktu. Angka di luar yaitu yang tertulis angka 1 sampai 24 menunjukkan angka jam selama sehari yaitu  24 jam. Sedangkan angka di dalam menunjukkan posisi nilai menit

-         Handle switch adalah setelan theben, stel pada posisi Auto agar setting jam yang telah dilakukan berjalan otomatis.

-         Blue timing button (Sirip-sirip yang berwarna biru) digunakan untuk mengatur waktu atau jam. Sirip tersebut bisa ditutup dan dibuka dengan cara menekanya. Sirip-sirip dirancang sesuai dengan waktu normal


Contoh Tahap Setting Timer 


Misalkan lampu jalan akan manyala otomatis pada pukul 18.00 dan akan padam otomatis pukul 06.00. Maka langkah yang dilakukan adalah


1)      Posisikan Switch status indicator seperti gambar (4) berikut ini




1)      Posisikan Blue timing button (Sirip-sirip yang berwarna biru) dengan kondisi terbuka atau dengan cara menekan keluar

2)     Posisikan Handle switch pada posisi Auto agar setting jam yang akan dilakukan berjalan otomatis.

3)     Aturlah sirip-sirip sesuai dengan waktu yang diharapkan, yaitu dengan menekan kedalam. Sebagai contoh ketika kita ingin menghidupkan lampu jalan pada pukul 18.00 dan akan mati pada pukul 06.00 pagi, maka pengaturan yang kita lakukan adalah dengan cara menekan kedalam sirip-sirip pada angka 18 sampai 6, sehingga banyaknya sirip yang ditekan kedalam dimulai dari 18.00 dan berakhir pada posisi 06.0(artinya pada pukul 18.00 sampai 06.00 kontak akan On) dan sisanya biarkan dalam keadaan terbuka.

4)     Tahap terakhir kita atur jam pada timer sesuai dengan jam pada saat ini dengan cara memutar jarum pada timer tersebut. 

Untuk pemakaian timer theben dengan beban lampu dalam jumlah banyak dapat dikombinasikan dengan kontaktor  , dikarenakan jika langsung dihubungkannya timer theben ke beban/lampu dalam jumlah banyak akan mengakibatkan theben rusak (Overlaod).

Gambar Pelaksanaan instalasi Timer Theben

Rabu, 16 Februari 2022

Perhitungan Jumlah Lampu Berdasarkan Kebutuhan Intensitas Penerangan Pada Suatu Ruangan,

  Perhitungan Penerangan


Penyebaran cahaya dari suatu sumber cahaya perlu  memperhatikan hal-hal  berikut:    

1.        Cara pemasangan pada dinding atau langit-langit;

2.        Cara pemasangan fitting-fitting dalam armatur;

3.        Perlindungan sumber cahaya;

4.        Penyesuaian bentuknya dengan lingkungan;

5.        Penyebaran cahayanya

⇰ Perhitungan Penerangan Dalam Ruangan

  

1٠Kebutuhan penerangan

    Menurut ESI (Equal Sphere Illumination) terdapat 5 klasifikasi sistem pancaran cahaya dari

    sumber cahaya yaitu:

    • Penerangan tidak  langsung, yaitu cahaya yang langsung ke bidang kerja antara 0 – 10% dan sisanya diarahkan ke langit-langit;
    • Penerangan setengah tidak langsung, sebagaian besar cahayanya diarahkan ke langit-langit dan cahaya yang diarahkan ke bidang kerja 10 – 40%;
    • Penerangan menyebar atau disebut penerangan difus, sistem penerangan yang distribusi cahayanya merata ke atas dan ke bawah, yaitu antara 40 - 60%;
    • Penerangan setengah langsung, sistem penerangan yang distribusi cahayanya banyak diarahkan ke bidang kerja, antara 60 – 90% dan selebihnya diarahkan ke langit-langit; dan
    • Penerangan langsung, sistem penerangan dengan 90 – 100% cahayanya dipancarkan ke bidang kerja.

Penerangan pada suatu ruangan kerja, harus tidak menyebakan kelelahan pada mata  . Perbandingan antara intensitas penerangan minimum dan maxsimum di bidang kerja harus sekurangnya 0,7 dan perbandingan dengan daerah sekelilingnya harus sekurang-kurangnya 0,3. Intensitas penerangan yang diperlukan ditentukan oleh sifat pekerjaan dan panjang waktu kerja yang diperlukan. Perhitungan efensiensi penerangan juga diperlukan dalam suatu sistem penerangan.

Tabel  berikut menunjukkan kebutuhan penerangan untuk bermacam jenis pekerjaan.Kebutuhan Penerangan Berbagai Kebutuhan

No

Tempat dan Sifat pekerjan

E (Lux)

A

Kantor

Ruangan (pekerjaan kantor, pembukuan, pengetikan dan sejenisnya)

Ruangan yang titik digunakan terus menerus    (ruangan arsip dan ruang tunggu)


 

500

 

150

 

B

Ruangan Sekolah

Ruangan hall

Ruangan kelas umum

Ruangan gambar dan menjahit

 

300

300

350

C

Industri

Pekerjan kasar (asembling mesin atau alat-alat berat, menempa, dan lainnya)

Pekerjaan biasa  (pekerjaan mesin kayu, asembling biasa, pekerjaan bor dll.

Pekerjaan halus (asembling halus, pekerjaan halus menggunakan mesin bor,bubut

Pekerjaan sangat halus (membuat jam tangan, periksa instrumen kecil, halus.


 

300

 

500


 

1000

 

 

3000

D

Toko
Supermarket, ruangan jual dan pamer.
Ruan stok
Etalase


500

150

500

E

Tempat ibadah

125

F

Rumah sakit

Gang

Ruangan bayi

10

50

1

G

Kamar operasi Rumah tempat tinggal kamar tamu (umum)
Dapur (umum)
Kamar tidur, kamar mandi, kamar rias(penerangan setempat)

Gang, tangga, gudang, garasi

500

50

         125 

250


125

 

Penerangan pada suatu bidang kerja harus diusahakan cukup dan nyaman. Skala kebutuhan itu sendiri bergantung pada:

    • Sifat atau klasifikasi tempat suatu pekerjaan dilakukan.
    • Jenis dan sifat pekerjaan dilakukan.
    • Lama waktu kerja dari pekerjaan yang dilakukan.

2٠Desain, skema, dan lay-out  penerangan

Dalam mendesain skema dan lay-out penerangan suatu ruangan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    • Penerangan harus memenuhi kebutuhan dan sesuai dengan sifat pekerjaan;
    • Menghindari silau dan bayang-bayang yang tajam;
    • Distribusi cahaya merata pada bidang kerja.

3٠Efisiensi penerangan

Efisiensi penerangan adalah perbandingan fluk cahaya yang berguna (mencapai bidang kerja) dengan fluk cahaya (lumen) yang dipancarkan semua sumber cahaya.

Efisiensi penerangan ⇒ ŋF  Fo                                                    

Karena fluxi yang mencapai bidang kerja adalah F = E x A, 

maka rumus diatas dapat ditulis menjadi:

ŋ =   ( E x A ) :  Fo                                                                                            

Fo   = ( E x A ) :  ŋ                                                                          

Keterangan: 
F   = lumen yang mencapai bidang kerja
Fo  = lumen yang  dipancarkan sumber
E    = intensitas penerangan yang diperlukan pada bidang kerja
A    = luas bidang kerja
ŋ     = efisiensi atau rendemen

Efisiensi penerangan sangat dipengaruhi oleh faktor:

    • Tipe sistem penerangan
    • Efisiensi armatur
    • Indek ruangan
    • Faktor refleksi
    • Faktor depresiasi

a. Tipe sistem penerangan

Sebagai contoh, efisiensi penerangan pada sistem penerangan langsung berbeda dengan sistem difus dan lainnya, demikian juga bentuk ruangan, refleksi dinding, langit-langit dan seterusnya.

b. Efisiensi armatur (V)

Efisiensi armatur (V) adalah perbandingan fluk cahaya yang dipancarkan armatur dengan fluk cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya.

V = (F armatur : F sumber cahaya) x 100%                                       

c. Faktor refleksi

Refleksi dalam teknik penerangan ada tiga macam, yaitu:
Refleksi dinding, Rw.
Refleksi langit-langit, dengan faktor refleksi Rp. RW dan Rp masing-masing menyatakan bagian yang dipantulkan fluk cahaya yang diterima oleh dinding dan langit-langit yang kemudian mencapai bidang kerja
Refleksi semu bidang kerja, RM yang ditentukan oleh refleksi lantai dan dinding antara dinding kerja RM dan lantai, umumnya nilai Rm 0,1.
Besar Rw dan Rp berwarna terang antara 0,5 – 0,7 dan untuk berwarna gelap antara 0,1 – 0,2.

Warna putih dan sangat muda 0,7
Warna muda    0,5
Warna sedang   0,3
Warna gelap   0,1

d. Indeks Ruangan atau Indeks Bentuk.

Indeks bentuk (K) meupakan perbandingan antara ukuran-ukuran utama suatu ruangan.

K = (p x l) : h (p + l)                                                                                 

Keterangan:
p   = panjang ruangan (m)
l    = lebar ruangan (m)
h   = tinggisumber cahaya diatas bidang kerja
Bidang kerja dapat berupa suatu bidang horizontal, + 0,8 m dari lantai.

e. Faktor penyusutan atau depresiasi
Faktor depresiasi (d) dihitung menggunakan rumus:
d = E dalam keadaan dipakai : E dalam keadaan baru  
Jika  fluk cahaya dihitung dengan rumus:
Fo = (E x A)  : ŋ         
Maka untuk keadaan baru, berlaku rumus: 
Fo = (E x A)  : (ŋ x d)      

Ukuran lampu tergantung pada jumlah armatur yang dipasang. Jika dikehendaki distribusi penerangan merata, maka dibutuhkan jarak atau tinggi efektif yang tidak jauh.

Jumlah lampu atau armatur N yang diperlukan dapat ditentukan langsung dengan rumus:

N = Fo  : lampu 
N = (E x A)  : (lampu x ŋ x d), 
atau
N =  Fo   : armature 
N = (E x A)  : (armature x ŋ x d) buah                                      

Intensitas penerangan E dalam keadaan dipakai adalah  intensitas penerangan rata-rata suatu instalasi dengan lampu-lampu dan armatur-armatur, yang daya gunanya telah berkurang akibat kotor, sudah lama dipakai atau karena sebab-sebab lain. Kalau faktor depresiasinya 0,8, suatu instalasi yang dalam keadaan baru memberi 250 lux, akan memberi hanya 200 lux saja dalam keadaan sudah dipakai.

Untuk memperoleh efisiensi penerangan dalam keadaan dipakai, nilai rendemen yang didapat dari tabel masih harus dikalikan dengan faktor depresiasinya. Faktor depresiasi dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu:

  •  pengotoran ringan,
  •  pengotoran biasa, dan
  •  pengotoran berat.

Masing-masing golongan utama ini dibagi lagi tiga kelompok, bergantung pada masa pemeliharaan  lampu  dan  armaturnya,      yaitu 1, 2, atau 3 tahun. Pengotoran ringan terjadi pada toko-toko, kantor-kantor, dan gedung-gedung sekolah yang berada di daerah-daerah yang hampir tidak berdebu. Pengotoran berat terjadi di ruangan dengan banyak debu atau pengotoran lain, misalnya di perusahan cor, pertambangan, pemintalan dan sebagainya. Pengotoran biasa terjadi pada perusahaan-perusahaan lainnya, kalau tingkat pengotorannya tidak diketahui, maka digunakan 0,8 sebagai faktor depresiasi.

Efesiensi penerangan juga dipengaruhi oleh cara penempatan sumber-sumber cahayanya dalam ruangan. Jarak a antara sumber cahaya sedapat mungkin harus sama untuk kedua arah. Jarak antara sumber cahaya yang paling luar dan dinding harus 0,5 a, dan a harus sama dengan tinggi (h) sumber cahaya pada bidang kerja.

Jika lebih kecil daripada h, misalnya kalau ruangannya kecil, maka untuk penerangan umum yang baik biasanya digunakan empat armatur. Selain karena pengotoran, faktor depresiasi juga dipengaruhi oleh usia lampu. Pengaruh usia lampu bergantung dari lama nyala lampu itu, jika lampu TL diperhitungkan 1500 jam nyala per tahun, dan lampu pijar 500 jam nyala per tahun. Angka-angka itu sesuai dengan angka rata-rata ditentukan perusahaan.

Jika intensitas penerangan menurun sampai 20% di bawah seharusnya, maka lampu harus diganti atau dibersihkan. Sebaiknya pengantian lampu dilakukan secara berkelompok, agar tidak terlalu menganggu kegiatan perusahaan.

Pada perhitungan penerangan dalam ruangan diperlukan data armatur, efisiensi, serta faktor depresiasi yang disebabkan oleh masa pemakaian lampu seperti ditunjukkan pada Tabel 9.5.

4٠ Cara menghitung penerangan

Misalnya suatu ruang gambar ukuran 8 x 16 m dan tinggi 3,20 m, harus diberi penerangan. Berapa jumlah lampu yang dibutuhkan untuk penerangan ruang gambar tersebut.

Penyelesaian:

a .  Menentukan jenis lampu dan armatur yang digunakan.  Pada contoh ini dipilih armatur                4xTL40W dengan  flux cahaya 4 x 3000 lumen setiap armatur.

b. Menentukan faktor refleksia berdasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan,                    yaitu: warna putih dan warna sangat muda    : 0,7

warna muda    : 0,5
warna sedang  : 0,3
warna gelap    : 0,1

Untuk menentukan faktor refleksi warna, dalam praktiknya digunakan kipas warna dengan faktor refleksinya. Pada contoh ini ditentukan:

rp = 0,5                  rw = 0,3            dan rm = 0,1

c. Menentukan indeks bentuk.

Karena lampu dipasang pada langit-langit dan bidang kerjanya kira-kira 0,90 m di atas lantai, maka h = 2,30 m.

Jadi:

K = (p x l) : h (p x l) 
    = (16 x 8) : 2,30 (16 x 8) = 2,3

d.  Menentukan efisiensi penerangan

Berdasarkan Tabel dengan nilai k, rp, rw dan rm. diperoleh:

Untuk k = 2        : Efisiensi = 0,57 dan
Untuk k = 2,5     : Efisiensi = 0,60.

Efisiensi penerangan untuk k = 2,3 ditentukan dengan interpolasi:

ŋ = 0,57 + {(2,3-2) : (2,5-2)} x  (0,60 – 0,57) = 0,59

Dengan efisiensi 0,59, berdasarkan Tabel efisiensi armatur 72%, nilai ini juga belaku untuk armatur yang digunakan isini. Jadi efisiensi penerangan tetap 0,59. Jika armatur yang digunakan memiliki efesiensi lain, misal 55% maka efisiensi penerangannya menjadi:

(55 : 72) x 0,59 = 0,45

e. Intensitas penerangan yang diperlukan, ditentukan berdasarkan Tabel  kebutuhan penerangan, untuk ruang gambar 1250 lux.

f.   Flux cahaya yang diperlukan:

     Fo = (E x A)  : ŋ    (untuk keadaan baru)

     atau

     Fo = (E x A)  : (ŋ x d)  untuk keadaan terpakai

    Jumlah lampu atau armatur n yang diperlukan dapat juga ditentukan langsung dari:

 N = Fo   : lampu 
 N = (E x A) : (lampu x ŋ x d)   

atau

 N =  F : armature 
 N = (E x A) : (armature x ŋ x d)

Flux cahaya lampu atau armatur dapat dilihat dari buku katalog. 

Pada contoh ini F lampu = 4x3000 = 12000 lumen.

Jumlah armatur yang diperlukan dapat dihitung setelah ditentukan faktor depresiasinya. Pada contoh diperkirakan hanya terjadi pengotoran ringan. Jika lampu diperbaruhi setiap 2 tahun, d = 0,8,   sehingga:

E  = 1250 lux
A  = 8 x 16 = 128 m2
d  = 0,8
F armatur = 12000 lumen
ŋ  = 0,59
N = 1250 x 128 : (12000 x 0,59 x 0,8)  = 28,2.

Jumlah ini dapat dibagi menjadi atas 4 deret, masing-masing dengan 7 armatur atau 3 deret dari 9 armatur. Cara penempatan armatur tergantung pada kontruksi langit-langit ruang dan penempatan meja-meja gambar. Luas A selalu dihitung dari ukuran bujur sangkar, termasuk jika sebagaian dari ruangan digunakan untuk keperluan lain. Jika ruangan digunakan keperluan lain dan tidak dapat diberi armatur maka armatur ditempat itu ditiadakan.

Pada keadaan baru, intensitas penerangan di ruangan lebih tinggi, sekitar 1250/0,8 = 1562,5 lux. Hal ini berlaku, jika setiap tabung TL menghasilkan 3000 lumen dan flux cahaya yang dihasilkan sebuah tabung TL 40 W selama 100 jam nyala pertama lebih besar dari   3000 lumen.  

 

  1. Soal latihan

a.      Suatu ruangan dengan luas lantai 48m2 diberi penerangan dengan    24 lampu TL 40 W. Masing-masing lampu menghasilkan 2800 lumen. Efisiensi penerangannya 40% dan faktor depresiasinya 0,7. Tentukan intensitas penerangan pada ruangan tersebut?

b.     Ruangan kelas harus diberi penerangan dengan intensitas penerangan 250 lux. Panjang ruangan 9 m, dan lebarnya 8 m dan tingginya 3,85 m. Untuk penerangan digunakan armatur lampu TL2x40 W dengan flux cahaya spesifik 65 lumen/watt. Efisiensi penerangannya 50% dan faktor depresiasi 0,7. Tentukan jumlah armatur yang diperlukan?

c.     Sebuah ruangan gambar berukuran 15 x 6 x 3 m. Untuk penerangannya digunakan  lampu TL 2 x 65 W, masing-masing tabung TL memberi 3000 lumen dengan  rp = 0, 7 rw = 0,5 dan rm = 0,1 serta depresiasinya 0,8. Tentukan jumlah lampu yang diperlukan?

 

Contoh Perencanaan Instalasi Penerangan Listrik Sebuah Gedung

https://hanijati.blogspot.com/ Berikut ini adalah contoh denah sebuah bangunan Gedung Jurusan Listrik Rencana  B eban Instalasi Peneranganny...