Senin, 24 Agustus 2020

Menentukan Jumlah Lampu Pada Suatu Ruangan

Oleh Dwi Hani N.

Ada 2 cara dalam menentukan jumlah lampu yang dibutuhkan pada suatu ruangan, yaitu:

1٠Berdasarkan ukuran suatu ruangan (perhitungan kasar)
2٠Berdasarkan kebutuhan Intensitas penerangan suatu ruangan
  • Berikut ini adalah contoh untuk menentukan jumlah lampu pada suatu ruangan Berdasar ukuran ruangannya (perhitungan kasar)

    ⇛ Misalkan suatu ruangan dengan ukuran

Panjang = 16 Meter
Lebar     =   8 Meter 
Tinggi    =    4 Meter
Maka untuk mencari jumlah lampu pada ruangan tersebut adalah :

N   =   Np  x  Nl 

Np = jumlah lampu memanjang  = ( panjang : tinggi) ruangan
Nl  = jumlah lampu melebar  = (lebar : tinggi) ruangan
N   = (16 : 4) x (8 : 4)
N   = 4 x 2  = 8 lampu

Sehingga terdapat 4 lampu memanjang dan 2 lampu melebar


Menentukan posisi jarak  antar lampu ( a ) memanjang =   12 : 4 = 3 meter
Menentukan posisi jarak  antara lampu  dengan dinding memanjang = ½ a = 1,5 meter
Menentukan posisi jarak  antar lampu ( a ) melebar =    8 : 2 = 4 meter
Menentukan posisi jarak  antara lampu  dengan dinding melebar = ½ a = 2 meter

Perhitungan menentukan  nilai pengaman utama dan golongan untuk membuat rekapitulasi daya lengkap berikut permintaan konsumen/calon pelanggan ke PLN

Beban berupa 8 lampu + 6 stop kontak + 2 RAC @ 1300 VA
Untuk setiap RAC harus diberi pengaman , 1300 VA : 220 V = 5,9 A ∞ 6 A
Beban lampu + stop kontak = 14 titik

Banyaknya titik hubung dalam 1 Group tidak lebih dari 12 titik, Untuk pasang baru max 1 Group 10 titik (tidak berlaku untuk instalasi penerangan reklame dan pemasangan pesta dan instalasi lain yang luar biasa), untuk pabrik dan bengkel banyak titik dalam hubungan ini dipertinggi menjadi 12 atau 24 (dgn pengertian di dalam ruangan dengan lebih dari 12 lampu harus dibagi paling sedikit 2 golongan). 

Maka kita jadikan 2 group dimana



Group 1 ⇒ 4 lampu + 3 stop kontak → (4 x 60 VA) + (3 x 200 VA) = 840 VA
Group 2 ⇒ 4 lampu + 3 stop kontak → (4 x 60 VA) + (3 x 200 VA) = 840 VA
Sehingga pengaman tiap golongan/group → 840 VA : 220 V = 3,41 A ∞ 4 A

Maka nilai pengaman Utama dapat dihitung dengan cara sbb:

8 x 60 VA      =   480 VA
6 x 200 VA    1200 VA             
2 x 1300 VA  = 2600 VA
480 VA + 1200 VA + 2600 VA  = 4280 VA
Sehingga nilai Pengaman utama  ⇒ 4280 VA : 220 V  =  19,45 A ∞ 20 A  
Dan  permintaan daya konsumen ke PLN sebesar 4400 VA




Hal yang perlu diperhatikan tentang panjang penghantar, bahwa susut tegangan / rugi tegangan yang diijinkan pada instalasi penerangan adalah 1,5 % sd 2 % dari tegangan kerja. Sehingga rugi tegangan yang diijinkan pada instalasi penerangan adalah :

Vr max   =  2% x 220 Volt  = 4,4 Volt

Ukuran penghantar utama minimum adalah 2,5 mm²

Maka panjang penghantar maksimum dapat dicari dengan rumus:

Untuk Arus bolak balik 1 fase
Vr  = (2 x L x I x Rho x Cos Q) S
Untuk Arus bolak balik 3 fase
Vr  ( L x I x Rho x Cos Q x V3) S

Keterangan
S = penampang kawat minimum agar rugi tegangan sesuai dengan peraturan (mm ²)
Vr = rugi tegangan yang diijinkan /rugi tegangan antar kawat (volt)
L = jarak dari sumber ke beban (meter)
𝜌 = tahanan jenis dari penghantar ( Ohm mm ²/ meter )
I  = Arus yang mengalir pada penghantar (Ampere) 

Dari contoh soal diatas

Jika diketahui :
tahanan jenis kawat tembaga (tahanan jenis penghantar)= 𝜌cu(tembaga) 0,0175 Ohm mm ²/ meter, S = 2,5 mm ² ; I utama = 20 Ampere ; Cos Q = 0,8
Maka    

Vr  =   (2 x L x I x Rho x Cos Q) S 
4,4 Volt =  (2 x L x 20 A x 0,0175 x 0,8) 2,5
L (panjang penghantar) = 19,6  = 20 meter

⇛Misalkan sebuah gedung terdiri dari 3 ruangan seperti pada contoh diatas,jumlah stop kontak keseluruhan berjumlah 16 dan R AC berjumlah 6

Maka jumlah beban secara keseluruhan adalah


Lampu 3 x 8  = 24
Stop kontak   16 
Total beban lampu dan stop kontak   40 titik 
R AC 3 x 2  =  6 group
40 titik : 3  menjadi masing-masing 13 titik, 13 titik dan 14 titik   

Sesuai ketentuan, bahwa instalasi 1 fasa maksimal terdiri dari 6 Group, dimana masing masing Group diamankan dengan maksimum 10 Ampere. Oleh karena itu instalasi ini harus diambilkan dari sumber 3 fase

Sehingga untuk R AC 6 buah : 3 . maka masing masing fase mendapat beban 2 RAC
Untuk lampu 24 : 3 = 8 lampu
Untuk stop kontak 16 : 3 = 5 lebih 1, maka ada group yang jumlah stop kontaknya 5 dan ada yang 6

Sehingga jika diambilkan dari sumber 3 fasa maka
Fasa R   =  8 lampu + 5 stop kontak + 2 AC
Fasa S   =  8 lampu + 5 stop kontak + 2 AC
Fasa T   =  8 lampu + 6 stop kontak + 2 AC







 

Sabtu, 22 Agustus 2020

PROSEDUR PEMASANGAN INSTALASI PENERANGAN 3 FASA SESUAI PUIL

Oleh Dwi HAni N.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Diharapkan siswa dapat :

    1. Mendeskripsikan pengertian  PUIL untuk instalasi penerangan
    2. Mendeskripsikan fungsi dan tujuan dari PUIL untuk instalasi penerangan
    3. Mengidentifikasi akibat yang ditimbulkan karena instalasi penerangan tidak sesuai PUIL
    4. Menganalisis perbedaan instalasi penerangan 1 fasa dan 3 fasa
    5. Mengidentifikasi ketentuan-ketentuan komponen- instalasi penerangan 3 fasa yang sesuai dengan PUIL
    6. Mendeskripsikan prosedur pemasangan instalsi penerangan 3 fasa sesuai dengan PUIL

Pengertian Beban Listrik

}  Beban listrik adalah suatu peralatan yang terkoneksi dengan sistim daya sehingga mengkonsumsi energi listrik 

}  Beban listrik dapat berupa komponen-komponen elektronik(induktor, resistor,dsb), pesawat elektronik (televisi, printer, komputer, dsb ), ataupun pesawat listrik (lampu, setrika, pompa air dsb) 

PERBEDAAN INSTALASI LISTRIK 1 FASA DAN 3 FASA

}  INSTALASI 1 FASA instalasi listrik yang menggunakan dua kawat penghantar yaitu 1 kawat phasa dan 1 kawat 0 (netral).

}  INSTALASI 3 FASA

Listrik 3 phasa adalah instalasi listrik yang menggunakan tiga kawat phasa dan satu kawat 0 (netral) atau kawat ground.  Listrik 3 phasa yang banyak digunakan Industri atau pabrik bertegangan 380V.

Ada 2 macam tegangan listrik  dalam sistem 3 phasa ini, yaitu :

-       Tegangan antar phase (Vpp : voltage phase to phase atau ada juga yang menggunakan istilah Voltage line to line).

-       Tegangan phase ke netral (Vpn : Voltage phase to netral atau Voltage line to netral).

  Instalasi Listrik mengacu pada persyaratan Instalasi, diantaranya

}  Peraturan Umum Instalasi Listrik, Pada PUIL tahun1964, 1977 dan 1987. Sedangkan tahun 2000 direvisi menjadi Persyaratan Umum Instalasi Listrik .

}  Standar Internasional;

q  IEC (International Electrotechnical Commission)

q  NEC (National Electric Code)

q  VDE (Verband Deutscher Elektrotechniker)

q  SAA (Standards Association Australia).

BAGIAN-BAGIAN PUIL

}  Bagian 1 dan Bagian 2 tentang Pendahuluan dan Persyaratan dasar

}  Bagian 3 tentang Proteksi untuk keselamatan

}  Bagian 4 tentang Perancangan instalasi listrik,

}  Bagian 5 tentang Perlengkapan Listrik

}  Bagian 6 tentang Perlengkapan hubung bagi dan kendali (PHB) serta komponennya

}  Bagian 7 tentang Penghantar dan pemasangannya

}  Bagian 8 tentang Ketentuan untuk berbagai ruang dan instalasi khusus

}  Bagian 9 meliputi Pengusahaan instalasi listrik


Maksud dan tujuan instalasi listrik harus direncanakan,
dipasang dan diperiksa sesuai ketentuan PUIL 2000,  supaya :

  1. Instalasi listrik dapat dioperasikan dengan baik.
  2. Terjamin keselamatan manusia.
  3. Terjamin keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya.
  4. Terjamin keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik.
  5. Terjamin perlindungan lingkungan.
  6. Tercapai tujuan pencahayaan, yaitu terwujudnya interior yang efisien dan nyaman.

 

Ketentuan umum kabel instalasi :

  1. Semua kabel yang digunakan harus dibuat dari bahan yang memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan penggunaannya, serta telah diperiksa dan diuji.
  2. Kabel yang dipasang :

a.    Harus memiliki standar atau tanda sertifikasi (SNI atau standar lain yang diberlakukan) dan tanda pengenal lain dipermukaannya, sepanjang kabel tersebut sesuai dengan ketentuan standar.

b.    Tidak cacat dan tidak rusak.

  1. Jenis kabel yang dipilih dan dipasang harus sesuai dengan penggunaannya, sebagaimana disebut dalamrancangan instalasi dan harus memenuhi persyaratan PUIL 2000 :

a.    Kabel instalasi dalamgedung memiliki warna selubung putih/  abu-abu.

b.    Kabel tanah tegangan pengenal 600 sampai 1000 Volt, memiliki warna selubung hitam.

c.    Kabel udara tegangan pengenal 600 Volt sampai 1000Volt, memiliki warna selubung hitam.

d.    Kabel tegangan menengah/ tinggi tegangan pengenal di atas 1000 Volt, memiliki warna selubung merah.

  1. Kabel yang dipilih dan dipasang harus memiliki ukuran memenuhi persyaratan sesuai dengan beban, sebagaimana tersebut dalam rancangan instalasi.
  2. Kabel yang akan dipasang harus dipilih sedemikian, sehingga jumlah dan warna isolasinya sesuai dengan rancangan instalasi dan persyaratan PUIL 2000, yaitu :

a.    Warna biru untuk penghantar netral.

b.    Warna loreng untuk penghantar pembumian.

c.    Warna merah untuk fasa R.

d.    Warna kuning untuk fasa S.

e.    Warna hitam untuk fasa T.

Ketentuan PUIL untuk fitting lampu :

Fitting lampu dipasang dengan cara menghubungkan kontak dasarnya pada penghantar fasa dan kontak luarnya pada penghantar netral

 Ketentuan PUIL untuk kotak kontak

  1. Kotak kontak untuk fasa tunggal, baik yang berkutub dua maupun tiga harus dipasang sehingga kutub netralnya ada disebelah kanan atau disebalah bawah kutub tegangan
  2. Tinggi pemasangan dari lantai yakni berjarak 1,5 m dari lantai
Berikut ini adalah tabel daya tersambung PLN


Ketentuan umum tentang PHB, meliputi :

1. Penataan PHB.

2. Ruang pelayanan. lorong, dan emper untuk lalu lintas.

3. Penandaan.

4. Pemasangan sakelar masuk.

5. Pemasangan sakelar keluar pada sirkit keluar PHB pada kondisi tertentu.

6. Pengelompokan perlengkapan sirkit.

7. Penempatan pengaman lebur, sakelar dan rel.

8. Pemasangan pemisah.

9. Jarak udara minimum.

PROSEDUR PEMASANGAN INSTALASI PENERANGAN  3 FASA

FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PEMASANGAN INSTALASI 3  FASA

  1. Urutan Fasa R, S, T dipasang tidak boleh terbalik.
  2. Pembagian Jumlah beban tiap fasa harus seimbang
  3. Pemasangan gawai pengaman tidak boleh melebihi KHA kabel yang diamankan

Petunjuk Cara Pemasangan Panel Listrik 3 fase

1. Kabel SR 4x16 mm milik PLN memiliki ciri atau kode khusus sebagai penentu RST dan N. Jika di raba dengan jari kabel SR memiliki sirip/ garis halus di sepanjang kabel. Kabel SR   (satu garis adalah R, dengan ciri dua sirip adalah S,  dengan ciri tiga garis adalah T dan  polos tanpa ada garis pada kulit kabel adalah N)

2. Pasangkan sepatu kabel pada ke empat ujung kabel SR dan bautkan ke masing masing Plat Konduktor pada Panel Listrik 3 phase.

3. Pasangkan   kabel RSTN dari plat konduktor sebagai Input arus listrik tiga phase ke stand meter atau meteran listrik.

4.Lubang Ganjil pada KWH 3 phasa adalah Input (Arus Masuk) dan Lubang Genap adalah Output (Arus Keluar). 

5. Kabel Output RST dari kwh di hubungkan pada MCB 3 Phase sebelum akhirnya di aplikasikan ke instalasi gedung/Panel Listrik dalam Gedung.

6. Output N (Netral) di hubungkan ke Plat Konduktor sebelum di hubungkan ke panel dalam gedung.

7. Plate konduktor itu sendiri di fungsikan sebagai penghantar arus listrik yang aman dan tahan terhadap panas.

8. Terakhir Pasangkan Modem kwh 3 phase sesuai petujuk gambar yang tertera pada kotak pembungkus modem. Jenis modem yang berbeda biasanya juga berbeda cara koneksinya. Rangkaian modem kwh di atas hanya sebagi contoh saja. Modem itu sendiri di fungsikan sebagai pembaca dan pengirim data kinerja kwh ke kantor PLN.

Ketentuan-ketentuan komponen- instalasi penerangan 3 fasa yang sesuai dengan PUIL

Kabel

}  Sebagai penghantar digunakan kabel berisolasi ganda (misalnya NYM) yang terdiri atas dua atau tiga inti tembaga pejal dengan penampang tiap intinya minimum 1,5 mm2.

}  Kabel dicabangkan dalam kotak pencabangan dengan penyambungan yang baik.

}  Kabel lampu tidak boleh lebih kecil dari 0,5mm2.

}  Kabel Listrik berpenghantar tembaga dan berisolasi PVC yang terpasang secara permanen di dalam rumah harus dengan ukuran minimal 2,5 mm2, berapapun jumlah daya listrik yang terpasang dan hanya boleh dialiri listrik maksimal 10 A

Lampu

}  Armatur penerangan, fiting lampu, lampu, dan roset harus dibuat sedemikian rupa sehingga semua bagian yang bertegangan dan bagian yang terbuat dari logam, pada waktu pemasangan atau penggantian lampu, atau dalam keadaan lampu terpasang, teramankan dengan baik dari kemungkinan sentuhan.

}  Seluruh bagian luar fiting lampu yang dipasang dalam ruang berdebu, lembab, sangat panas, berisi bahan mudah terbakar, atau mengandung bahan korosi, harus terbuat dari bahan porselin atau bahan isolasi lain yang sederajat. Terlepas dari keadaan ruang seperti disebutkan di atas, bagian luar fiting lampu yang bertegangan lebih dari 300 V ke bumi, harus selalu terbuat dari bahan porselin atau bahan isolasi lain yang sederajat.

}  Armatur penerangan yang dipasang dekat atau di atas bahan yang mudah terbakar harus dibuat, dipasang atau terlindung sedemikian rupa sehingga bagian yang bersuhu lebih dari 90 tidak berhubungan dengan bahan yang mudah terbakar itu.

}  Lampu dalam ruang yang mengandung bahan atau debu yang mudah terbakar atau meledak harus dipasang dalam armatur penerangan yang kedap debu.

}  Lampu untuk penerangan luar dan dalam ruang dengan  tetes  air harus kedap tetesan atau dipasang dalam armatur penerangan yang kedap tetesan.

}  Perkawatan pada atau di dalam armatur harus terpasang dengan rapi. Diameter kawat harus minimum 0,75 mm2 dan sedemikian rupa sehingga kabel bebas dari gaya tarik dan kerusakan mekanik yang mungkin terjadi. Perkawatan yang berlebihan harus dihindarkan. Kabel harus dipasang sedemikian rupa sehingga bebas dari pengaruh suhu yang melebihi kemampuannya.

}  Armatur harus terbuat dari logam, atau bahan lain yang diizinkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga terjamin kekuatan dan kekokohan mekaniknya. Pipa dan tempat masuknya harus dibuat sedemikian rupa sehingga kabel dapat dengan mudah dipasang dan dikeluarkan tanpa ada kemungkinan terjadinya kerusakan pada bahan isolasi atau putusnya hubungan kabel.

}  Konstruksi rumah armatur yang tertanam tidak boleh menggunakan solder.

}  Lampu randah dan lampu lantai boleh dihubungkan dengan kabel berselubung karet yang diizinkan bila  pengawatannya ditempatkan bebas dari panas lampu.

Stop kontak

}  Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai, apabila kurang dari 150 cm harus dilengkapi tutup.

}  Mudah dicapai tangan.

}  Di pasang sedemikian rupa, sehingga penghantar netralnya berada disebelah kanan atau di sebelah bawah.

Saklar

}  Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai.

}  Dekat dengan pintu dan mudah dicapai tangan/sesuai kondisi tempat.

}  Arah posisi kontak (tuas) saklar seragam bila pemasangan lebih dari satu.

 

Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) Penerangan Bangunan Industri Kecil

 Oleh Dwi Hani N.

  

  Tujuan Pembelajaran

peserta didik diharapkan dapat

  Menjelaskan instalasi Perlengkapan Hubung Bagi (PHB)

  Memahami fungsi Perlengkapan Hubung Bagi (PHB).

  Memahami dan menjelaskan komponen-komponen Perlengkapan Hubung Bagi (PHB).


Uraian Materi 

         Untuk mengetahui kategori pemakaian daya bagi instalasi bangunan industri kecil, maka berikut ini adalah gambar  sistem penyaluran tenaga listrik dari pembangkit ke pelanggan.  Sedangkan kategori pemakaian daya bagi instalasi bangunan industri kecil dapat dilihat pada tabel Daftar Daya listrik PLN dari rumah tangga sampai industri menengah.


Gardu induk distribusi primer PLN memasok daya listrik ke konsumen dengan dua jalur distribusi  yang dibedakan pemakaiannya

  Untuk konsumen besar , PLN memasok kebutuhan listriknya melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20KV atau 24KV dengan jalur distribusi kawat penghantar udara atau Penghantar bawah tanah ke Gardu Induk (GI) konsumen untuk pemakaian sendiri.

  Untuk kebutuhan rumah tangga, perkantoran dan industri kecil, PLN memasoknya melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20KV ke gardu distribusi Sekunder yang dibangun pada lokasi-lokasi tertentu. Dan disalurkan kembali ke trafo tiang step down didekat pusat-pusat pelanggan, untuk selanjutnya penyaluran distribusi daya listrik tersebut diteruskan melalui Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 380/220 Volt ke meter-meter pelanggan

Berikut ini adalah  Daftar Daya listrik PLN dari rumah tangga sampai industri menengah dan Penggolongan tarif  tenaga listrik berdasar pada peraturan menteri energy dan sumber daya mineral RI No 28 Tahun 2016 tentang Tarif Tenaga Listrik yang disediakan oleh PT perusaan Listrik Negara

-. Daftar Daya listrik PLN dari rumah tangga sampai industri menengah

No.

Daya Terpasang (Volt Ampere)

Pembatas MCB/MCCB (Ampere)

1

250

1 X 1,2

2

450

1 X 2

3

900

1 X 4

4

1,300

1 X 6

5

2,200

1 X 10

6

3,500

1 X 16

7

4,400

1 X 20

8

5,500

1 X 25

9

7,700

1 X 35

10

11,000

1 X 50

-------

-------------------

-------------------------------------

11

13,900

1 X 63

12

17,000

1 X 80

13

22,000

1 X 100

-------

-------------------

-------------------------------------

No.

Daya Terpasang (Volt Ampere)

Pembatas MCB/MCCB (Ampere)

14

3,900

3 X 6

15

6,600

3 X 10

16

10,600

3 X 16

17

13,200

3 X 20

18

16,500

3 X 25

19

23,000

3 X 35

20

33,000

3 X 50

21

41,500

3 X 63

-------

-------------------

-------------------------------------

22

53,000

3 X 80

23

66,000

3 X 100

24

82,500

3 X 125

25

105,000

3 X 160

26

131,000

3 X 200

27

147,000

3 X 225

28

164,000

3 X 250

29

197,000

3 X 300

30

233,000

3 X 335

31

279,000

3 X 425

32

329,000

3 X 500

33

414,000

3 X 630

34

526,000

3 X 800

35

630,000

3 X 1000

 

Penggolongan tarif  tenaga listrik berdasar pada peraturan menteri energy dan sumber daya mineral RI No 28 Tahun 2016 tentang Tarif Tenaga Listrik yang disediakan oleh PT perusaan Listrik Negara

 

No

Kode Tarif

Batas Daya

Uraian Pemakaian

Pelayanan Sosial

1

S-1/TR

s/d 200VA

Untuk keperluan pemakai sangat kecil

2

S-2/TR

450VA s/d 200KVA

Untuk keperluan badan sosial kecil s/d sedang

3

S-3/TM

200KVA

Untuk keperluan badan sosial besar

Keperluan Rumah tangga

1

R-1/TR

 450,900,900 TM

1300VA&220VA

Untuk  rumah tangga kecil

2

R-2/TR

 3500VA s/d 5500 VA

Untuk  rumah tangga menengah

3

R-3/TR

 Diatas 6600VA

Untuk keperluan rumah tangga besar

Keperluan Bisnis

1

B-1/TR

 450VA s/d 5500VA

Untuk  bisnis kecil

2

B-2/TR

 6600VA s/d 200KVA

Untuk  bisnis menengah

3

B-3/TM

Diatas 200KVA

Untuk  bisnis besar

Keperluan  Industri

1

I-1/TR

450VA s/d 14 kVA

Untuk industry kecil/ industry rumah tangga 

2

I-2/TR

 Diatas 14KVA s/d 200KVA

Untuk industry sedang 

3

I-3/TM

Diatas 200KVA

Untuk industry  menengah   

4

I-4/TT

 Diatas 30.000KVA

Untuk industri besar

Keperluan Kantor pemerintah dan PJU

1

P-1/TR

 450VA s/d 5500 VA

Untuk keperluan industri sedang

2

P-1/TR

 6.500VA s/d 200KVA

 Untuk  kantor pemerintah sedang

3

P-2/TM

 Diatas 200KVA

Untuk  kantor pemerintah besar

4

P-3/TR

  

Untuk  Penerangan Jalan Umum

 


Fungsi panel dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam  (Drs.Aslimeri,M.T: 1991: 92)

  1. Menghubungkan suplay tenaga listrik dari panel utama sampai ke beban-beban  
  2. Pengaman
  3. Membagi kelompok beban baik pada instalasi penerangan maupun pada instalasi tenaga.
  4. Menyuplai tenaga listrik dari sumber ke beban. Panel sebagai penyuplai, dan mendistribusikan tenaga listrik dari panel utama, panel cabang sampai ke pusat beban baik untuk instalasi penerangan maupun instalasi tenaga.
  5. Pengontrol

Ketentuan Pemasangan PHB diantaranya:

  Panel harus mendapatkan ruang yang cukup luas sehingga pemeliharaan, perbaikan, pelayanan dan lalu lintas dapat dilakukan dengan mudah dan aman

  (PHB) terbuat dari bahan yang tahan lembab, kokoh dan tidak dapat terbakar

  (PHB) harus dipasang pada tempat yang sesuai, kering dan berventilasi cukup dengan ketinggian sekurang-kurangnya 1,2 m dari lantai sampai alas box (lemari) hubung bagi dan dapat di operasikan tanpa alat bantu misalnya tangga atau meja.

  Tidak di perbolehkan pemasangan box (lemari) Panel Hubung Bagi(PHB) di ; kamar mandi, kamar kecil, tempat cuci, tangga atau di ruangan lembab lainnya. 

 

            Disuatu industri pada umumnya perlengkapan hubung baginya dibagi atas panel untuk penerangan dan panel untuk tenaga (motor-motor). Dengan terpisahnya panel penerangan dan tenaga, maka jika terjadi ganguan dari panel tenaga tidak mempengaruhi penerangan.   

 


Gambar 2. Diagram instalasi panel tenaga dan penerangan terpisah

   Komponen dalam Panel untuk instalasi penerangan listrik

-         Sakelar/ saklar utama/ saklar pemisah         : 

                    Pada saklar utama umumnya menggunakan saklar rotari jumlah kutubnya sesuai fasenya. Saklar ini berfungsi untuk menghubungkan dan atau memutuskan arus utama yang masuk ke rangkaian komponen panel. Untuk panel yang besar pada umumnya menggunakan NFB sekaligus saklar dan pengaman dengan kapasitas arus yang memadai. 

          Rotary switch                                               NFB                                            

-          Pengaman                :   -MCB, MCCB, GFCI/RCCB/ELCB, Grounding

      a. MCB( Miniature Circuit Board) adalah switch pembatas arus akibat dari kenaikan daya / tegangan yang melebihi batas dan atau hubung singkat.   Umumnya terbatas pada arus nominal kecil sampai dengan kurang dari 100 Ampere

      b. MCCB singkatan dari Moulded Case Circuit Breaker. Circuit Breaker pembatas arus apabila terdapat arus beban yang melebihi batas-batasnya. MCCB ini digunakan hampir sama dengan MCB tetapi dengan batas arus beban yang lebih besar dari 100 Ampere sampai dengan 1600 Ampere.

       c. Ground Foult Circuit Interruption adalah semacam Circuit Breaker yang bereaksi lebih cepat dari MCB. Alat ini akan memonitor listrik sewaktu-waktu apabila terdapat short atau kabel terkelupas dan mengenai manusia, tidak mengakibatkan kematian.

        d. Peralatan ini biasanya banyak dipakai pada perumahan dan bahkan industri kecil sampai sedang. Batas arus yang melintasi manusia tidak boleh melebihi dari standard IEC.Cara kerja dari peralatan ini adalah apabila arus yang melalui dari ring transformer tidak sebanding dengan output ring transformer (ada arus bocor melebihi batas yang ditentukan), secara otomatis akan menghentikan jalur listrik .

         e. GroundingGrounding pada instalasi listrik berfungsi sebagai pengaman listrik. Pengaman listrik akibat dari kabel  yang terkelupas dan mengenai body pada peralatan elektonik atau peralatan listrik yang selanjutnya mengenai orang. Dengan adanya grounding ini aliran arus listrik yang liar atau yang tak berfungsi akan dibumikan. Dengan demikian manusia akan terhindar dari sengatan listrik yang berlebihan.

-          Alat Ukur                    :  - Ampermeter , Voltmeter, Cos Q meter, Sin Q meter,                                          Watt meter, frekwensi meter

-       Hantaran dan rel : Warna kabel dan rel :

  Merah untuk inti  (rel) FASA   R   

  Kuning untuk inti (rel) FASA    S

  Hitam  untuk inti (rel) FASA    T    

  Biru  untuk inti (rel) NETRAL

Hijau - kuning inti (rel)   penghantar bumi.

  Bahan dan kemampuan rel : Dari bahan tembaga atau logam lain yang memenuhi syarat penghantar listrik (Kemampuan harus sesuai dengan arus yang mengalir)

           

 

Contoh Perencanaan Instalasi Penerangan Listrik Sebuah Gedung

https://hanijati.blogspot.com/ Berikut ini adalah contoh denah sebuah bangunan Gedung Jurusan Listrik Rencana  B eban Instalasi Peneranganny...