Oleh Dwi Hani N.
Ada 2 cara dalam menentukan jumlah lampu yang dibutuhkan pada suatu
ruangan, yaitu:
2٠Berdasarkan kebutuhan Intensitas penerangan suatu ruangan
- Berikut ini adalah contoh untuk menentukan jumlah lampu pada suatu ruangan Berdasar ukuran ruangannya (perhitungan kasar)
⇛ Misalkan suatu ruangan dengan ukuran
Panjang = 16 MeterLebar = 8 MeterTinggi = 4 MeterMaka untuk mencari jumlah lampu pada ruangan tersebut adalah :
N = Np x Nl
Np = jumlah lampu memanjang = ( panjang : tinggi) ruanganNl = jumlah lampu melebar = (lebar : tinggi) ruanganN = (16 : 4) x (8 : 4)N = 4 x 2 = 8 lampu
Sehingga terdapat 4 lampu memanjang dan 2 lampu melebar
Menentukan posisi jarak antar lampu ( a ) memanjang = 12 : 4 = 3 meter
Menentukan posisi jarak antara lampu dengan dinding memanjang = ½ a = 1,5 meter
Menentukan posisi jarak antar lampu ( a ) melebar = 8 : 2 = 4 meter
Menentukan posisi jarak antara lampu dengan dinding melebar = ½ a = 2 meter
Perhitungan menentukan nilai pengaman utama dan golongan untuk membuat rekapitulasi daya lengkap berikut permintaan konsumen/calon pelanggan ke PLN
Beban berupa 8 lampu + 6 stop kontak + 2 RAC @ 1300 VA
Untuk setiap RAC harus diberi pengaman , 1300 VA : 220 V = 5,9 A ∞ 6 A
Beban lampu + stop kontak = 14 titik
Banyaknya titik hubung dalam 1 Group tidak lebih dari 12 titik, Untuk pasang baru max 1 Group 10 titik (tidak berlaku untuk instalasi penerangan reklame dan pemasangan pesta dan instalasi lain yang luar biasa), untuk pabrik dan bengkel banyak titik dalam hubungan ini dipertinggi menjadi 12 atau 24 (dgn pengertian di dalam ruangan dengan lebih dari 12 lampu harus dibagi paling sedikit 2 golongan).
Maka kita jadikan 2 group dimana
Group 1 ⇒ 4 lampu + 3 stop kontak → (4 x 60 VA) + (3 x 200 VA) = 840 VA
Group 2 ⇒ 4 lampu + 3 stop kontak → (4 x 60 VA) + (3 x 200 VA) = 840 VA
Sehingga pengaman tiap golongan/group → 840 VA : 220 V = 3,41 A ∞ 4 A
Maka nilai pengaman Utama dapat dihitung dengan cara sbb:
8 x 60 VA = 480 VA
6 x 200 VA = 1200 VA
2 x 1300 VA = 2600 VA
480 VA + 1200 VA + 2600 VA = 4280 VA
Sehingga nilai Pengaman utama ⇒ 4280 VA : 220 V = 19,45 A ∞ 20 A
Dan permintaan daya konsumen ke PLN sebesar 4400 VA
Hal yang perlu diperhatikan tentang panjang penghantar, bahwa susut tegangan / rugi tegangan yang diijinkan pada instalasi penerangan adalah 1,5 % sd 2 % dari tegangan kerja. Sehingga rugi tegangan yang diijinkan pada instalasi penerangan adalah :
Vr max = 2% x 220 Volt = 4,4 Volt
Ukuran penghantar utama minimum adalah 2,5 mm²
Maka panjang penghantar maksimum dapat dicari dengan rumus:
Untuk Arus bolak balik 1 fase
Vr = (2 x L x I x Rho x Cos Q) S
Untuk Arus bolak balik 3 fase
Vr = ( L x I x Rho x Cos Q x V3) S
Keterangan
S = penampang kawat minimum agar rugi tegangan sesuai dengan peraturan (mm ²)
Vr = rugi tegangan yang diijinkan /rugi tegangan antar kawat (volt)
L = jarak dari sumber ke beban (meter)
𝜌 = tahanan jenis dari penghantar ( Ohm mm ²/ meter )
I = Arus yang mengalir pada penghantar (Ampere)
Dari contoh soal diatas
Jika diketahui :
tahanan jenis kawat tembaga (tahanan jenis penghantar)= 𝜌cu(tembaga) 0,0175 Ohm mm ²/ meter, S = 2,5 mm ² ; I utama = 20 Ampere ; Cos Q = 0,8
Maka
Vr = (2 x L x I x Rho x Cos Q) S
4,4 Volt = (2 x L x 20 A x 0,0175 x 0,8) 2,5
L (panjang penghantar) = 19,6 = 20 meter
⇛Misalkan sebuah gedung terdiri dari 3 ruangan seperti pada contoh diatas,jumlah stop kontak keseluruhan berjumlah 16 dan R AC berjumlah 6
Maka jumlah beban secara keseluruhan adalah
Lampu 3 x 8 = 24
Stop kontak = 16
Total beban lampu dan stop kontak 40 titik
R AC 3 x 2 = 6 group
40 titik : 3 menjadi masing-masing 13 titik, 13 titik dan 14 titik
Sesuai ketentuan, bahwa instalasi 1 fasa maksimal terdiri dari 6 Group, dimana masing masing Group diamankan dengan maksimum 10 Ampere. Oleh karena itu instalasi ini harus diambilkan dari sumber 3 fase
Sehingga untuk R AC 6 buah : 3 . maka masing masing fase mendapat beban 2 RAC
Untuk lampu 24 : 3 = 8 lampu
Untuk stop kontak 16 : 3 = 5 lebih 1, maka ada group yang jumlah stop kontaknya 5 dan ada yang 6
Sehingga jika diambilkan dari sumber 3 fasa maka
Fasa R = 8 lampu + 5 stop kontak + 2 AC
Fasa S = 8 lampu + 5 stop kontak + 2 AC
Fasa T = 8 lampu + 6 stop kontak + 2 AC