Senin, 24 Agustus 2020

Menentukan Jumlah Lampu Pada Suatu Ruangan

Oleh Dwi Hani N.

Ada 2 cara dalam menentukan jumlah lampu yang dibutuhkan pada suatu ruangan, yaitu:

1٠Berdasarkan ukuran suatu ruangan (perhitungan kasar)
2٠Berdasarkan kebutuhan Intensitas penerangan suatu ruangan
➤Berikut ini adalah contoh untuk menentukan jumlah lampu pada suatu ruangan Berdasar ukuran ruangannya (perhitungan kasar)

    ⇛ Misalkan suatu ruangan dengan ukuran

Panjang = 16 Meter
Lebar     =   8 Meter 
Tinggi    =    4 Meter
Maka untuk mencari jumlah lampu pada ruangan tersebut adalah :

N   =   Np  x  Nl 

Np = jumlah lampu memanjang  = ( panjang : tinggi) ruangan
Nl  = jumlah lampu melebar  = (lebar : tinggi) ruangan
N   = (16 : 4) x (8 : 4)
N   = 4 x 2  = 8 lampu

Sehingga terdapat 4 lampu memanjang dan 2 lampu melebar


Menentukan posisi jarak  antar lampu ( a ) memanjang =   12 : 4 = 3 meter
Menentukan posisi jarak  antara lampu  dengan dinding memanjang = ½ a = 1,5 meter
Menentukan posisi jarak  antar lampu ( a ) melebar =    8 : 2 = 4 meter
Menentukan posisi jarak  antara lampu  dengan dinding melebar = ½ a = 2 meter

Perhitungan menentukan  nilai pengaman utama dan golongan untuk membuat rekapitulasi daya lengkap berikut permintaan konsumen/calon pelanggan ke PLN

Beban berupa 8 lampu + 6 stop kontak + 2 RAC @ 1300 VA
Untuk setiap RAC harus diberi pengaman , 1300 VA : 220 V = 5,9 A ∞ 6 A
Beban lampu + stop kontak = 14 titik

Banyaknya titik hubung dalam 1 Group tidak lebih dari 12 titik, Untuk pasang baru max 1 Group 10 titik (tidak berlaku untuk instalasi penerangan reklame dan pemasangan pesta dan instalasi lain yang luar biasa), untuk pabrik dan bengkel banyak titik dalam hubungan ini dipertinggi menjadi 12 atau 24 (dgn pengertian di dalam ruangan dengan lebih dari 12 lampu harus dibagi paling sedikit 2 golongan). 

Maka kita jadikan 2 group dimana



Group 1 ⇒ 4 lampu + 3 stop kontak → (4 x 60 VA) + (3 x 200 VA) = 840 VA
Group 2 ⇒ 4 lampu + 3 stop kontak → (4 x 60 VA) + (3 x 200 VA) = 840 VA
Sehingga pengaman tiap golongan/group → 840 VA : 220 V = 3,41 A ∞ 4 A

Maka nilai pengaman Utama dapat dihitung dengan cara sbb:

8 x 60 VA    =   480 VA
6 x 200 VA  1200 VA             
2 x 300 VA  = 2600 VA
480 VA + 1200 VA + 2600 VA  = 4280 VA
Sehingga nilai Pengaman utama  ⇒ 4280 VA : 220 V  =  19,45 A ∞ 20 A  
Dan  permintaan daya konsumen ke PLN sebesar 4400 VA

Hal yang perlu diperhatikan tentang panjang penghantar, bahwa susut tegangan / rugi tegangan yang diijinkan pada instalasi penerangan adalah 1,5 % sd 2 % dari tegangan kerja. Sehingga rugi tegangan yang diijinkan pada instalasi penerangan adalah :

Vr max   =  2% x 220 Volt  = 4,4 Volt

Ukuran penghantar utama minimum adalah 2,5 mm²

Maka panjang penghantar maksimum dapat dicari dengan rumus:

Untuk Arus bolak balik 1 fase
Vr  = (2 x L x I x Rho x Cos Q) S
Untuk Arus bolak balik 3 fase
Vr  ( L x I x Rho x Cos Q x V3) S

Keterangan
S = penampang kawat minimum agar rugi tegangan sesuai dengan peraturan (mm ²)
Vr = rugi tegangan yang diijinkan /rugi tegangan antar kawat (volt)
L = jarak dari sumber ke beban (meter)
𝜌 = tahanan jenis dari penghantar ( Ohm mm ²/ meter )
I  = Arus yang mengalir pada penghantar (Ampere) 

Dari contoh soal diatas

Jika diketahui :
tahanan jenis kawat tembaga (tahanan jenis penghantar)= 𝜌cu(tembaga) 0,0175 Ohm mm ²/ meter, S = 2,5 mm ² ; I utama = 20 Ampere ; Cos Q = 0,8
Maka    

Vr  =   (2 x L x I x Rho x Cos Q) S 
4,4 Volt =  (2 x L x 20 A x 0,0175 x 0,8) 2,5
L (panjang penghantar) = 19,6  = 20 meter

⇛Misalkan sebuah gedung terdiri dari 3 ruangan seperti pada contoh diatas,jumlah stop kontak keseluruhan berjumlah 16 dan R AC berjumlah 6

Maka jumlah beban secara keseluruhan adalah


Lampu 3 x 8  = 24
Stop kontak   16 
Total beban lampu dan stop kontak   40 titik 
R AC 3 x 2  =  6 group
40 titik : 3  menjadi masing-masing 13 titik, 13 titik dan 14 titik   

Sesuai ketentuan, bahwa instalasi 1 fasa maksimal terdiri dari 6 Group, dimana masing masing Group diamankan dengan maksimum 10 Ampere. Oleh karena itu instalasi ini harus diambilkan dari sumber 3 fase

Sehingga untuk R AC 6 buah : 3 . maka masing masing fase mendapat beban 2 RAC
Untuk lampu 24 : 3 = 8 lampu
Untuk stop kontak 16 : 3 = 5 lebih 1, maka ada group yang jumlah stop kontaknya 5 dan ada yang 6

Sehingga jika diambilkan dari sumber 3 fasa maka
Fasa R   =  8 lampu + 5 stop kontak + 2 AC
Fasa S   =  8 lampu + 5 stop kontak + 2 AC
Fasa T   =  8 lampu + 6 stop kontak + 2 AC


 

CONTOH PEMROGRAMAN KNX DENGAN SOFTWARE ETS

https://hanijati.blogspot.com/ Hal yang perlu diperhatikan dalam pemrograman KNX dengan Software ETS adalah Perencanaan desain bangunan Pe...